Minggu, 06 Juli 2014

SURAT MISTERIUS

Inilah aku, Seorang Penulis sejak tahun 2018 lalu, Hampir semua buku yang kutulis bertema Roman. Aku sangat menyukai karakter pria yang selalu kutemui di novel-novel yang selalu kubaca. Keren, kece, kaya serta romantis, itulah tipe pria yang selalu kuimpi- impikan. Perfect. Aku selalu berharap suatu saat tuhan akan mengirimkan laki-laki seperti itu. Tapi aku tidak pernah percaya dengan adanya laki-laki seperti itu, karna mereka cuma ada di khayalan dan dongeng-dongeng pengantar tidur saatku masih kecil.
Disinilah aku, berdiri dihadapan ribuan orang dengan launching buku terbaruku yang berjudul "NOT A FAIRYTALE" yang bahkan memecahkan rekor terbaru yang mengalahkan buku Harry Potter yang sempat booming sejak zaman smpku dulu. Aku berdiri sambil menandatangani dan berfoto dengan para readers buku ku, beberapa dari mereka memberikanku kado dan surat ucapan selamat. Semua perasaan dan cerita cinta yang terjadi dalam hidupku kucurahkan dalam buku-buku ku, dengan semua cerita itu akhirnya menjadi sebuah karya yang menarik perhatian banyak orang. Semuanya ku ceritakan dalam buku ku. Mulai dari saat pertama kali aku melihatnya, dari saat pertama kali kami berbicara, saat ku merasakan cinta yang sebenarnya. Awalnya aku bahkan tak percaya akan jatuh cinta padanya, Aku bahkan lebih tak percaya bahwa dia masih tinggal dihati dan pikiranku.
Satu-satu surat dari penggemarku kubaca dan kubalas, semuanya terlihat biasa-biasa saja. Tapi hanya satu surat yang membuatku terkejut, Sampulnya sangat berbeda dengan yang lain, sampul surat ini berwarna hitam sedangkan yang lainnya berwarna putih atau yang berwarna cerah.  Kubaca baik-baik  surat itu, Isinya bahkan membuatku lebih dan semakin terkejut...


Aku menunggu kedatanganmu direunian besok. atau kau akan kehilangan segalanya.
Orang tuamu juga menitipkan salam untukmu.

Salam rindu,,
Dari Yang pernah kau lupakan.

Siapa dia? Ada apa dengan orang tuaku? Apa yang terjadi dengan orang tuaku? aku sangat cemas dan khawatir dengan orang tuaku, dan aku tidak mau datang ke reuni besok,tapi kalau tidak apa yang akan terjadi pada mereka? Ya tuhann,,, tolong akuu lindungi kedua orang tuaku tuhan...
Kuperhatikan surat itu dengan jelas, diujung bawah surat itu tertulis sebuah alamat yang agak jauh dengan  rumahku. Aku belum bisa membawa kendaraan mobil, aku selalu diantar oleh supirku tapi, supirku sudah pulang dan aku tak tau harus naik apa lagi. Di depan rumahku tidak dilewati taksi atau kendaraan umum lain. Jadi, terpaksa aku memakai sepeda yang ada digarasi rumahku.
Aku berjalan dijalanan yang sangat gelap gulita, kunyalakan senter hpku agar aku dapat melihat jalanan yang kujalani. Semakin aku aku menjauh dari tempat terang, semakin merinding pula bulu kuduk ku. Aku merasa ada yang tidak beres dengan jalanan ini. Aku melihat ada cahaya terang dari ujung jalanan ini, Aku menjalankan sepeda ku kearah cahaya itu. Semakin lama, cahaya itu semakin gelap, semakin aku mendekat, cahaya itu semakin hilang. Sekarang cahaya itu sudah hilang. Hpku juga sudah mati, mungkin ini gara-gara aku lupa mengecas hpku.
Aku tak dapat melihat apa-apa, jalanan ini sangat gelap. Bulu bulu ku merinding, suhu tubuhku berubah semakin dingin.Tiba-tiba seperti ada seseorang yang menyentuhku dari belakang. Disusul dengan suara tangisan yang terdengar dari yang tidak kuketahui dimana asalnya. Aku sangat ketakutan, tiba-tiba sesuatu menyentuhku lagi dari belakang tubuhku, aku berbalikdengan sangat cepat, aku hanya melihat bayangan hitam yang disusul dengan bulu kuduk ku yang semakin merinding dan suara tawa yang terdengar tepat dibelakang ku.

TO BE CONTINUED...

Jumat, 04 Juli 2014

GIVE ME YOU'RE LOVE

Maret, 2022. 
London, Inggris
Di malam yang sunyi, Aku berjalan di tepi jalanan menuju ke apartment ku. Jalanan ini hanya di lewati beberapa kendaraan,  mungkin karena jam sudah menunjukkan setengah satu malam. Jika kalian bertanya ada gerangan apa wanita sepertiku berjalan di jalanan sunyi ini, itu karena diriku mendapat lembur dari kantor tempatku bekerja. Kebetulan aku tidak membawa mobilku. Dan ya, aku berjalan kaki dari stasiun kareta. Karena apertementku hanya beberapa blok dari stasiun. 
Satu demi satu ucapan selamat ulang tahun dari orang yang bahkan tak kukenal bermunculan di notifications handphoneku. Tapi aku hanya membacanya dengan tak acuh. Aku memang terkenal di socmed, karna itu hampir ribuan ucapan yang masuk kenotificationku. Mungkin besok aku akan membalas beberapa diantaranya. Ya, hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke 21. Aku berpikir mungkin inilah hari ulang tahun terburuk yang pernah terjadi seumur hidupku. Bahkan pada hari ulang tahunku pun sahabat-sahabatku tidak memberikanku ucapan.
Tapi hanya satu yang kutunggu di hari ulang tahunku ini, ucapan darinya. Mungkin delapan tahun yang lalu adalah terakhir kalinya aku berbicara dengannya. Namun tak sempat aku mengutarakan perasaanku padanya. Bukan tak sempat, tapi aku tak memiliki keberanian untuk mengatakannya.
Tak lama, handphone ku berbuyi memecahkan keheningan malam. Telpon dari nomor yang tak kukenal. Namun, tanpa berfikir panjang, aku langsung mengangkatnya.
Hai, happy birthday!” ucap seseorang yang tak kenal dari seberang sana, yang terdengar adalah seorang laki-laki.
“Maaf, ini siapa?” aku berhenti berjalan dan mengerutkan keningku. Bulu-buluku merinding, mungkin saja ia adalah psikopat atau pembunuh bayaran.
Baru saja aku ingin memutuskan telepon tersebut, orang diseberang sana bersuara kembali.
Ingat saja dulu, aku orang yang usil menjaili orang,
“Eh, kamu siapa? Maaf ya, saya tidak kenal sama kamu!” ujarku dengan ketus.
Aku selalu mengingat ulang tahunmu, dari sembilan tahun yang lalu aku telah jatuh cinta padamu.
“Terserah! Kau pasti hanya bocah yang iseng-iseng melakukan prank call. Tunjukkan dirimu kalau kau benar-benar ada.” Kataku seraya memutuskan telpon tersebut.
Aku kembali berjalan, dengan hati kesal, menuju apertement ku. Sampai tiba-tiba, muncul seseorang yang mencekal lenganku, ia menggunakan sebuah kupluk yang ia jadikan topeng dan memakai pakaian serba hitam.
“Hai kau!” suaranya tampak familiar, tapi.. siapa dia? Setauku, keamanan di kota ini sangatlah aman, yang membuatku berani berjalan sendirian di jalanan, tapi siapa orang ini? Perampok?
Aku menggoyangkan lenganku untuk berusaha melepaskan cekalannya.
“Serahkan padaku!”
“Kau mau apa?!”
“Serahkan!”
“Hei!” kataku saat pria itu menodongkan sebuah benda di hadapanku. Aku tak tau benda apa itu. “Kau jangan macam-macam padaku, bodoh!”
“Saya bilang serahkan!”
Sekarang aku mulai kesal. Ia tetap mengatakan “serahkan” tapi ia tidak mengambil tas dan handphoneku yang berada di tanganku. Apa ia menginginkan kalungku ini? Tapi tidak mungkin, ini adalah kalung turun temurun. Tanpa pikir panjang, aku memberikan bogaman mentah di rahangnya. Sekarang aku berterima kasih ke ayahku memasukkanku di les karate waktu umurku remaja.
Walaupun tanganku tidak sebesar dan sekuat tangan pria lainnya, tapi cukup untuk membuat pria itu melepas cekalan tangannya dan memegang rahangnya.
Dan sekarang, punggung tanganku terasa sakit. Aku baru tersadar untuk segera berlari, jarak apertementku tinggal satu blok.
“Hei, mau kemana kau!” tapi kecepatanku tidak secepat pria ini. Ia kembali mencekal lenganku dan membalikkan badanku walau cukup pelan. “Serahkan padaku!”
“Bodoh, kau telah mengatakan hal seperti itu berulang-ulang kali.” Ucapku dengan acuh. Entahlah, tapi aku tidak mempunyai firasat buruk dengan pria ini.
“Serahkan!” oke, aku sudah muak dengan perkataannya. Kubuka topeng yang menutupi pria tersebut dan ternyata..
“Serahkan semua cinta yang telah kau simpan untukku..”
“Ma-maksudmu? Kau tau dari mana?” tanyaku gelagapan. Ternyata pria yang ada didepanku ini adalah pria yang selama ini kunanti.
“Tidak penting aku mengetahuinya dari mana. Tapi, satu yang harus kau ketahui, aku sudah mencintaimu sejak Smp. Hanya, aku tak memiliki keberanian untuk mengatakannya. Bahkan saat ulang tahunmu kali ini, aku hanya berani menelponmu. Maafkan aku membuatmu takut, tapi, ini salah satu dari ideku dan yang lainnya.” Dia menunjuk ke jalan yang berada dibelakangku, tanpa berpikir panjang aku berbalik kebelakang dan melihat semua sahabatku ada disana.
“Hah..” aku hanya bisa tercengang. Aku tak menyangka, ia menaruh hati padaku juga. apakah ini mimpi?
“Hey, berhentilah terkejut seperti begitu, Ini bukan mimpi,”seketika pipiku memanas, seakan pikiranku di baca olehnya. Pria ini,  pria yang kucintai, menarik tangaku pelan dan berbelok ke arah apertementku.
Dan aku semakin terkejut membaca sebuah spanduk yang tergantung,
“Will you be my girlfriend?” aku menatap nya dengan tatapan tak percaya. Ia mengangguk seraya tersenyum lebar.
“Iya,. Aku mau..” 
“Happy birthday, and i love you to the moon and back.” Ucapnya seraya memelukku.
“I love you too.”

cintaku seperti kuku. walaupun kecil, tapi akan selalu tumbuh setiap harinya.
-unknown  

Rabu, 02 Juli 2014

HAL TERINDAH DALAM HIDUPKU

Juni, 2023. Dubai UAE.
20.00
Aku berjalan memasuki salah satu restoran termahal di dubai, sekarang aku bersama para 11 sahabat terbaikku berjanjian bertemu direstoran ini, kami tidak pernah pertemu dari sembilan tahun yang lalu. Aku berumur 23 tahun, aku adalah wanita cantik, kaya, dan sangat terkenal. sembilan tahun yang lalu, aku dan sahabat-sahabatku sekolah di salah satu sekolah biasa yang ada dikampungku, Indonesia. Dulu kami hanyalah gadis kecil yang selalu berhayal dan bermimpi akan suatu saat kami akan menggapai mimpi kami masing-masing. Hidupku sangat bahagia bersama mereka, tawa dan senyuman yang selalu terlihat diwajahku. Kemudian, kedatatangan "Anak laki-laki" itu membuat hidupku lebih sempurna. Sejak peristiwa itu, disaat dimana dia menembakku di saat kita masih berada dibangku smp. Tubuhku serasa kaku saat dia mengungkapkan perasaannya padaku. Mulai saat itu, aku selalu takut untuk kehilangan nya, sampai-sampai aku tak pernah sadar bahwa suatu hari aku akan kehilangannya. Pada hari itu. Pada hari dimana aku harus benar-benar melepaskannya, Dia hanya berkata ingin pergi mengejar mimpi, dia berpesan bahwa selama dia pergi aku juga harus memperjuangkan mimpiku juga, dia berjanji akan kembali pada waktunya. Hatiku hancur melihat kepergiannya. Selama bertahun-tahun aku berusaha untuk melupakannya. 4tahun bertama aku masih terbayang- bayang dengannya, 6 tahun aku mulai bisa melupakan nya, tapi kenangan itu masih saja menghantui ku. 8 tahun aku merasa perasaan ini telah pudar dan rela melepaskannya, hingga sekarang 9 tahun aku betul-betul telah melepaskannya dan melupakannya. butuh waktu yang lama untuk melepasnya pergi, betul sekali kata orang-orang bahwa move on itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Dari kejahuan, aku melihat ke-11 sahabatku telah duduk dimeja berwarna merah terang itu. Aku melihat mereka tersenyum sambil tertawa melihatku. ya memang mereka selalu begitu, gila. Ehh tunggu dulu, mengapa mereka seperti itu? mungkin ada yang salah dengan diriku. Segera aku mengecek penampilanku, tidak ada yang salah, semuanya baik-baik saja, Mungkin mereka sudah gila.
"Heyyy, mengapa kalian memperhatikanku seperti itu? ya memang sih aku tambah cantikkan?" kataku sambil duduk disebelah salah satu dari ke- 11 sahabatku itu.
"tidak kok, heheh ngga, siapa juga yang bilang kamu tambah cantik? jawab salah satu dari mereka yang diikuti dengan suara tawa yang lainnya
"Heh jangan bohong ya" jawabku sambil tertawa kecil
"ohh iya, hei dimana si "doi" mu? apakah kamu masih mengharapkannya? tanya sahabatku berambut panjang yang sedang meminum minuman yang dipesannya
"hahah mungkin dia sudah dilaut, lagian aku sudah lama tidak menghiraukannya" jawabku. Aku berbohong.
Kami saling bercanda dan bernostalgia mengingat masa-masa masih smp dulu, kami tenggelam dalam cerita panjang kami, Sampai-sampai kami \tidak merasakan kedatangan seorang pria berbadan tegap, berkacamata hitam layaknya seperti seorang bodyguard.
"Permisi, anda sedang ditunggu dengan bos saya dimobil yang ada disana!" orang itu berdiri tepat didepanku sambil menunjuk sebuah mobil Porche berwarna Merah yang sedang parkir dipinggir jalan restoran.
"Hmm, maaf ya, saya tidak mau masuk didalam mobil sembarangan, yang bahkan saya tidak tahu siapa yang ada didalam sana!" jawabku agak sedikit berteriak
"Saya harap anda segera pergi kemobil itu, karna bos saya tidak suka menunggu lama!"
"memang siapa yang ada didalam sana? memangnya kamu tidak tahu siapa saya?"
"Saya tahu siapa anda, sebaiknya anda pergi,walaupun hanya sebentar saja"
Aku sudah muak dengan orang ini, lagian aku juga penasaran dengan siapa orang yang didalam sana yang berani-beraninya menemuiku dengan cara seperti ini.
"Awas ya, kalau kamu macam-macam dengan saya, saya tidak segan-segan membuangmu dari negara ini!" jawabku dengan nada kesal. Dan bahkan sahabat-sahabatku tidak berbuat apa-apa, mereka hanya terdiam melihatku dari kejahuan yang sudah ada dipintu restoran ini.
Ku buka pelan-pelan pintu mobil itu, aku hanya melihat sesosok laki-laki yang sedang membelakangiku. dia memakai jas hitam, kelihatannya dia adalah pria yang baik. Seketika dia berbalik menatapku, kulihat baik-baik wajahnya,sepertinya aku mengingat sesuatu, wajah yang sangat kukenal, wajah yang selama ini ingin kulupakan. Dia. 
"Hai" dia menyapaku dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
"hm, hai" sapaku balik
"apakah kamu masih mengingatku?"tanyanya. bodoh, bahkan selama ini wajahnya masih selalu membayangiku.
"ya"jawabku singkat
"maafkan aku yang selama ini meninggalkanmu, tapi apakah kamu masih ingat dengan janjiku? bahwa ku akan kembali pada waktunya? inilah waktu yang tepat. Waktu dimana kita akan bersama untuk selamanya.
"...." Aku hanya terdiam mendengar seluruh perkataan nya. 
"So, Will you marry me?" pertanyaannya membuat hatiku dan pikiranku bertabrakan. Hatiku berkata ya tapi pikiran ku berkata tidak. Seluruh kesedihan yang dia berikan padaku membuatku sakit. Aku tak tau harus berkata apa.
Aku menarik nafas dalam-dalam sebelum aku menjawab pertanyaannya, Dalam hati aku menghitung menghitung mundur dari tiga.  Satu.... Dua..... Ti....ga
"Ya, aku mau" kata itu keluar bebas dari mulutku, aku tak mau membohongi diriku untuk yang kesekian kalinya.
Aku mendengar suara ribut-ribut dari luar mobil ini. Aku melihat dia memencet tombol berwarna merah tepat berada disamping stir mobilnya. Tiba-tiba aku melihat atasan mobil ini terbuka lebar. Kupandangi langit yang indah itu, aku terkejut melihat kembang api bertuliskan "Will you marry me?" aku juga melihat ke sebelas sahabatku berdiri tepat didepan pintu restoran itu, kulihat disamping mereka ada juga bodyguard yang tadi.


True love doesn't happy ending
Because true love doesn't have ending.
xoxo:*