Kamis, 24 Maret 2016

Choose?

Bukankah mudah jika kau harus memilih salah satu diantara malaikat dan iblis?

Namun anehnya, hal itu sangat sulit bagiku.

Bukan dalam memilih, tapi tetap bertahan dalam pilihan.
Munkin mudah jika hanya memilih karna bahkan orang terbodohpun tentu saja memilih sang malaikat kan? Tapi bagaimana ketika kau terpaksa harus mengikuti alur kehidupan dan jalanannya yang sama sekali tak pernah terbersit dipikiranmu untuk berjalan diatasnya?

Bagaimana jika hatimu jatuh pada sang Iblis?

Yang jahat dan hanya membawamu pada jurang kesialan? menenggelamkanmu pada lautan rasa sakit? Ya, meski kutahu sang "iblis" tak baik bagiku, belum tentu hati ini juga mengetahuinya. Belum tentu hati ini peka terhadap bisikan cintanya yang memabukkan. Sang iblis yang tak hentinya menjelma sebagai bayanganmu dipikiranku. Sang iblis yang mengatakan dirinya adalah Cinta.

Ya, rasa cinta yang kusebut iblis. Sifat mereka hampir sama, yaitu selalu menghantui. Layakmu yang selalu menghantui benakku. Layakmu yang selalu didekatku walau kutahu kau adalah dampak buruk bagiku. Selalu menjadi sarang sakitku. Pusat air mataku.


Hingga mungkin beberapa waktu lalu tuhan menemukanku dengan malaikat itu, yang dengan sayap dan cahaya dapat menyingkirkan bayangan hitammu yang selalu mengikuti. Dapat menjadikan masa depan hingga membuatku lupa akan masa laluku yang selalu didekatmu. 

Sang malaikat yang tak dapat kusangkal mungkin suatu saat dapat menjelma menjadi jelmaanmu yang sekarang. Layaknya dirimu yang dulu. But, who knows?

Bagaimana jika kau dipertemukan pada seorang malaikat,
yang memegang tanganmu saat hampir tenggelam pada pinggir lautan,
lalu membawamu terbang jauh, hingga kau lupa akan jauhnya daratan,
lalu dengan tanpa hati ia kembali menerjunkanmu
pada lautan yang lebih tenang dan dalam?
-pelukis lautan.