20.00
Aku berjalan memasuki salah satu restoran termahal di dubai, sekarang aku bersama para 11 sahabat terbaikku berjanjian bertemu direstoran ini, kami tidak pernah pertemu dari sembilan tahun yang lalu. Aku berumur 23 tahun, aku adalah wanita cantik, kaya, dan sangat terkenal. sembilan tahun yang lalu, aku dan sahabat-sahabatku sekolah di salah satu sekolah biasa yang ada dikampungku, Indonesia. Dulu kami hanyalah gadis kecil yang selalu berhayal dan bermimpi akan suatu saat kami akan menggapai mimpi kami masing-masing. Hidupku sangat bahagia bersama mereka, tawa dan senyuman yang selalu terlihat diwajahku. Kemudian, kedatatangan "Anak laki-laki" itu membuat hidupku lebih sempurna. Sejak peristiwa itu, disaat dimana dia menembakku di saat kita masih berada dibangku smp. Tubuhku serasa kaku saat dia mengungkapkan perasaannya padaku. Mulai saat itu, aku selalu takut untuk kehilangan nya, sampai-sampai aku tak pernah sadar bahwa suatu hari aku akan kehilangannya. Pada hari itu. Pada hari dimana aku harus benar-benar melepaskannya, Dia hanya berkata ingin pergi mengejar mimpi, dia berpesan bahwa selama dia pergi aku juga harus memperjuangkan mimpiku juga, dia berjanji akan kembali pada waktunya. Hatiku hancur melihat kepergiannya. Selama bertahun-tahun aku berusaha untuk melupakannya. 4tahun bertama aku masih terbayang- bayang dengannya, 6 tahun aku mulai bisa melupakan nya, tapi kenangan itu masih saja menghantui ku. 8 tahun aku merasa perasaan ini telah pudar dan rela melepaskannya, hingga sekarang 9 tahun aku betul-betul telah melepaskannya dan melupakannya. butuh waktu yang lama untuk melepasnya pergi, betul sekali kata orang-orang bahwa move on itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Dari kejahuan, aku melihat ke-11 sahabatku telah duduk dimeja berwarna merah terang itu. Aku melihat mereka tersenyum sambil tertawa melihatku. ya memang mereka selalu begitu, gila. Ehh tunggu dulu, mengapa mereka seperti itu? mungkin ada yang salah dengan diriku. Segera aku mengecek penampilanku, tidak ada yang salah, semuanya baik-baik saja, Mungkin mereka sudah gila.
"Heyyy, mengapa kalian memperhatikanku seperti itu? ya memang sih aku tambah cantikkan?" kataku sambil duduk disebelah salah satu dari ke- 11 sahabatku itu.
"tidak kok, heheh ngga, siapa juga yang bilang kamu tambah cantik? jawab salah satu dari mereka yang diikuti dengan suara tawa yang lainnya
"Heh jangan bohong ya" jawabku sambil tertawa kecil
"ohh iya, hei dimana si "doi" mu? apakah kamu masih mengharapkannya? tanya sahabatku berambut panjang yang sedang meminum minuman yang dipesannya
"hahah mungkin dia sudah dilaut, lagian aku sudah lama tidak menghiraukannya" jawabku. Aku berbohong.
Kami saling bercanda dan bernostalgia mengingat masa-masa masih smp dulu, kami tenggelam dalam cerita panjang kami, Sampai-sampai kami \tidak merasakan kedatangan seorang pria berbadan tegap, berkacamata hitam layaknya seperti seorang bodyguard.
"Permisi, anda sedang ditunggu dengan bos saya dimobil yang ada disana!" orang itu berdiri tepat didepanku sambil menunjuk sebuah mobil Porche berwarna Merah yang sedang parkir dipinggir jalan restoran.
"Hmm, maaf ya, saya tidak mau masuk didalam mobil sembarangan, yang bahkan saya tidak tahu siapa yang ada didalam sana!" jawabku agak sedikit berteriak
"Saya harap anda segera pergi kemobil itu, karna bos saya tidak suka menunggu lama!"
"memang siapa yang ada didalam sana? memangnya kamu tidak tahu siapa saya?"
"Saya tahu siapa anda, sebaiknya anda pergi,walaupun hanya sebentar saja"
Aku sudah muak dengan orang ini, lagian aku juga penasaran dengan siapa orang yang didalam sana yang berani-beraninya menemuiku dengan cara seperti ini.
"Awas ya, kalau kamu macam-macam dengan saya, saya tidak segan-segan membuangmu dari negara ini!" jawabku dengan nada kesal. Dan bahkan sahabat-sahabatku tidak berbuat apa-apa, mereka hanya terdiam melihatku dari kejahuan yang sudah ada dipintu restoran ini.
Ku buka pelan-pelan pintu mobil itu, aku hanya melihat sesosok laki-laki yang sedang membelakangiku. dia memakai jas hitam, kelihatannya dia adalah pria yang baik. Seketika dia berbalik menatapku, kulihat baik-baik wajahnya,sepertinya aku mengingat sesuatu, wajah yang sangat kukenal, wajah yang selama ini ingin kulupakan. Dia.
"Hai" dia menyapaku dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
"hm, hai" sapaku balik
"apakah kamu masih mengingatku?"tanyanya. bodoh, bahkan selama ini wajahnya masih selalu membayangiku.
"ya"jawabku singkat
"maafkan aku yang selama ini meninggalkanmu, tapi apakah kamu masih ingat dengan janjiku? bahwa ku akan kembali pada waktunya? inilah waktu yang tepat. Waktu dimana kita akan bersama untuk selamanya.
"...." Aku hanya terdiam mendengar seluruh perkataan nya.
"So, Will you marry me?" pertanyaannya membuat hatiku dan pikiranku bertabrakan. Hatiku berkata ya tapi pikiran ku berkata tidak. Seluruh kesedihan yang dia berikan padaku membuatku sakit. Aku tak tau harus berkata apa.
Aku menarik nafas dalam-dalam sebelum aku menjawab pertanyaannya, Dalam hati aku menghitung menghitung mundur dari tiga. Satu.... Dua..... Ti....ga
"Ya, aku mau" kata itu keluar bebas dari mulutku, aku tak mau membohongi diriku untuk yang kesekian kalinya.
Aku mendengar suara ribut-ribut dari luar mobil ini. Aku melihat dia memencet tombol berwarna merah tepat berada disamping stir mobilnya. Tiba-tiba aku melihat atasan mobil ini terbuka lebar. Kupandangi langit yang indah itu, aku terkejut melihat kembang api bertuliskan "Will you marry me?" aku juga melihat ke sebelas sahabatku berdiri tepat didepan pintu restoran itu, kulihat disamping mereka ada juga bodyguard yang tadi.
"Permisi, anda sedang ditunggu dengan bos saya dimobil yang ada disana!" orang itu berdiri tepat didepanku sambil menunjuk sebuah mobil Porche berwarna Merah yang sedang parkir dipinggir jalan restoran.
"Hmm, maaf ya, saya tidak mau masuk didalam mobil sembarangan, yang bahkan saya tidak tahu siapa yang ada didalam sana!" jawabku agak sedikit berteriak
"Saya harap anda segera pergi kemobil itu, karna bos saya tidak suka menunggu lama!"
"memang siapa yang ada didalam sana? memangnya kamu tidak tahu siapa saya?"
"Saya tahu siapa anda, sebaiknya anda pergi,walaupun hanya sebentar saja"
Aku sudah muak dengan orang ini, lagian aku juga penasaran dengan siapa orang yang didalam sana yang berani-beraninya menemuiku dengan cara seperti ini.
"Awas ya, kalau kamu macam-macam dengan saya, saya tidak segan-segan membuangmu dari negara ini!" jawabku dengan nada kesal. Dan bahkan sahabat-sahabatku tidak berbuat apa-apa, mereka hanya terdiam melihatku dari kejahuan yang sudah ada dipintu restoran ini.
Ku buka pelan-pelan pintu mobil itu, aku hanya melihat sesosok laki-laki yang sedang membelakangiku. dia memakai jas hitam, kelihatannya dia adalah pria yang baik. Seketika dia berbalik menatapku, kulihat baik-baik wajahnya,sepertinya aku mengingat sesuatu, wajah yang sangat kukenal, wajah yang selama ini ingin kulupakan. Dia.
"Hai" dia menyapaku dengan senyum yang menghiasi wajahnya.
"hm, hai" sapaku balik
"apakah kamu masih mengingatku?"tanyanya. bodoh, bahkan selama ini wajahnya masih selalu membayangiku.
"ya"jawabku singkat
"maafkan aku yang selama ini meninggalkanmu, tapi apakah kamu masih ingat dengan janjiku? bahwa ku akan kembali pada waktunya? inilah waktu yang tepat. Waktu dimana kita akan bersama untuk selamanya.
"...." Aku hanya terdiam mendengar seluruh perkataan nya.
"So, Will you marry me?" pertanyaannya membuat hatiku dan pikiranku bertabrakan. Hatiku berkata ya tapi pikiran ku berkata tidak. Seluruh kesedihan yang dia berikan padaku membuatku sakit. Aku tak tau harus berkata apa.
Aku menarik nafas dalam-dalam sebelum aku menjawab pertanyaannya, Dalam hati aku menghitung menghitung mundur dari tiga. Satu.... Dua..... Ti....ga
"Ya, aku mau" kata itu keluar bebas dari mulutku, aku tak mau membohongi diriku untuk yang kesekian kalinya.
Aku mendengar suara ribut-ribut dari luar mobil ini. Aku melihat dia memencet tombol berwarna merah tepat berada disamping stir mobilnya. Tiba-tiba aku melihat atasan mobil ini terbuka lebar. Kupandangi langit yang indah itu, aku terkejut melihat kembang api bertuliskan "Will you marry me?" aku juga melihat ke sebelas sahabatku berdiri tepat didepan pintu restoran itu, kulihat disamping mereka ada juga bodyguard yang tadi.
True love doesn't happy ending
Because true love doesn't have ending.
xoxo:*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar