Jumat, 22 Januari 2016

2015-2016

11 Desember 2015
Makassar, Sulawesi selatan.

13 Desember 2015
Kediri, Jawa timur.

Semuanya berlangsung begitu cepat. Ulangan semester hingga peristiwa bandara yang dimana keadaan yang memaksa untuk datang terlambat. Charger rusak yang membuat perjalanan menuju bandara terhenti sebentar. Namun takpapalah, itu hanyalah kesalahan yang biasa tetapi tetap menjadi kesalahan pertama.

Kurang lebih jam 3.00 kita (saya, rina, nicho & aan) tiba di Kediri, Jawa timur. Walau badan pegal sempit-sempitan dimobil, kita tetap fit dan semangat penasaran melihat bagaimana keadaan kampung inggris yang sebenarnya.

Jln. Brawijaya, kediri. Semuanya terlihat mencari, dimana letak tempat tersebut. Mulai dari pak supir, sampai om travel guide yang awalnya tak henti berbicara mengenai pengalamannya selama menjadi travelguide di Mekkah akhirnya diam. Antara diam karna lelah atau pening mencari letak kantor Maestro English Course yang tak kunjung kelihatan.

dua tiga empat, orang-orang berlalu lalang memakai sepeda yang bermacam-macam model dan warnanya. Ketika pertama kali menapakkan kaki di Kampung Inggris, Kediri basah terguyur hujan namun tak pula menyusutkan niat para pesepeda untuk berhenti dan berteduh.


Dengan lelah kami menyeret koper berat serta badan yang pegal kedalam kamar "kost" kami. Saat tiba tepat didepan pintu kost....Bukan, Saat pertama kali aku melangkahkan kaki menjauhi pintu rumah di Makassar, saat itulah aku menyadari akan ada banyak hal baru yang akan terukir ketika aku kembali.

-----

Hari berganti hari. Minggu berganti minggu. Tanpa aku sadari, orang-orang pulang dan pergi. Mulai dari ka Apid, ka paad, rama, ka anggi, hingga... waktu kami tiba.

Singkat cerita, Tanpa  disangka sebulanpun berlalu. Tempat yang awalnya kuanggap adalah kesalahan untukku untuk pergi kesana, kini menjadi tempat yang akan sangat kurindukan. Setiap detik yang berlalu saat disana, setiap tawa yang terhias disana akan menjadi detik terindah untukku, akan menjadi tawa terbaikku.

Dan ketika aku mendepak koper, menutup pintu kost dan melambaikan selamat tinggal pada orang-orang disana, saat itulah pertama kali aku mengucap syukur untuk kesalahan ku.

Karna kita takkan pernah menyadari betapa indahnya setangkai bunga hingga ia menjadi layu. Sama halnya seperti kenangan, kita takkan menyadari indahnya hingga itu menjadi memori.

Orang-orang pergi dan datang
silih berganti, hingga tanpa menyadari
waktu kita telah tiba untuk pergi.

- Anonimous.

.