Jumat, 02 Oktober 2020

Gangguan bipolar : seumur hidup berpacu diatas roda roller coaster

 

Gangguan Bipolar atau yang biasa disebut sebagai gangguan manik- depresi merupakan perubahan mood secara ekstrem yang ditandai dengan adanya peristiwa mania dan depresi yang terjadi pada suatu periode/waktu. Pada fase mania, penyintas gangguan bipolar akan merasakan euphoria yang berlebihan diikuti oleh perasaan yang mudah tersinggung, penurunan waktu tidur, dan kreatifitas yang meningkat sedangkan pada fase depresif adalah pertentangan dari peristiwa mania yang dimana terjadi penurunan emosi secara drastis yang menunjukkan kesedihan yang berlebihan dan suasana hati yang melewati batas kewajaran.

Berdasarkan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 60 juta orang didunia menderita bipolar dengan jumlah kejadian setiap tahun dalam populasi diperkirakan antara 10-15 per 100.000 penduduk  yang angka tersebut di dominasi oleh wanita. yang mencapat 30 kejadian per 100.0000 penduduk. Menurut Menurut penelitian PDSKJI (Malang Post, 2016) jumlah penderita gangguan Bipolar (Bipolar Disorder) di Indonesia berkisar antara 0,3%-1,5% dari total penduduk. Meskipun gangguan bipolar memiliki angka kejadian penyakit yang rendah, namun perlu diperhatikan bahwa sebagian besar dari penyintasnya berasal dari remaja. Hingga saat ini, gangguan bipolar adalah salah satu jenis penyakit yang belum diketahui cara penyembuhannya oleh para ahli. 

Naik turun dalam Gangguan Bipolar adalah wahana yang seumur hidup akan terus berputar dalam hidup penyintas gangguan bipolar.Pengobatan dan terapi merupakan penentu laju pacuan roda yang akan membawa ataupun sedang berada dalam fase mania ataupun depresif. Diagnosa dan Intervensi yang cepat dan tepat dapat membantu penumpang kereta pacu gangguan bipolar menggunakan sabuk pengaman sebelum menemui titik puncak maupun titik terendah dalam trek roller coaster hidupnya.