Jumat, 27 Mei 2016

Kali Kedua

Saat sang cupid gencar-gencarnya mengeker halauan panahannya, tak sengaja kilat menyambar sang cemeti malaikat.

Rupanya setelah hari silih berganti, ujung cemetinya menyerah dirasa yang sama.
Rasa tak menjanjikan kesamaan pada dua jiwa, namun tampaknya rasa ini lahir dari embrio yang identik dengan yang timbul padamu, Dulu.

Kali kedua, panah yang sama, rasa yang sama dan pada hati yang berbeda.

Pandangan yang dulunya selalu mencuri matamu, berulah dengan hal yang sama pada geriknya.

Mimpi indah yang dulunya terhias wajahmu, kini tergantikan olehnya.

Berlalu hingga lalu, kaulah itu.
Berlari hingga terlupakan, kaulah itu.
Pergi dan tak terindukan lagi, menghiasi bayangmu sekarang.

Tak adalagi serpihan kenangan terbersit karnamu yang tercecer disepanjang pikiran. 

Jiwamu telah melayang.
Terbawa angin hembusan yang mulai tergantikan olehnya.
Jiwanya telah datang.
Menggantikanmu dengan sejuta masa yang tak terbacakan.

Kau cukup dikenang.
Indahmu telah menyinariku dulu.
Pandangmu telah membuatku tersipu malu. 
Jikalau semuanya berulang kembali, takkan mungkin seindah dan tersipu dulu.

Beradalah kau ditempat nan jauh sekarang.
Kinilah dia yang berani melipat jarak hingga menghipnotis sang cupit yang menyingsingkan cemeti malaikatnya.

Kukatakan selamat pada kalian, yang pergi dan berlalu. Kau tetap kukenang, namun tak lagi kusayang.
Xoxo