Jumat, 04 Juli 2014

GIVE ME YOU'RE LOVE

Maret, 2022. 
London, Inggris
Di malam yang sunyi, Aku berjalan di tepi jalanan menuju ke apartment ku. Jalanan ini hanya di lewati beberapa kendaraan,  mungkin karena jam sudah menunjukkan setengah satu malam. Jika kalian bertanya ada gerangan apa wanita sepertiku berjalan di jalanan sunyi ini, itu karena diriku mendapat lembur dari kantor tempatku bekerja. Kebetulan aku tidak membawa mobilku. Dan ya, aku berjalan kaki dari stasiun kareta. Karena apertementku hanya beberapa blok dari stasiun. 
Satu demi satu ucapan selamat ulang tahun dari orang yang bahkan tak kukenal bermunculan di notifications handphoneku. Tapi aku hanya membacanya dengan tak acuh. Aku memang terkenal di socmed, karna itu hampir ribuan ucapan yang masuk kenotificationku. Mungkin besok aku akan membalas beberapa diantaranya. Ya, hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke 21. Aku berpikir mungkin inilah hari ulang tahun terburuk yang pernah terjadi seumur hidupku. Bahkan pada hari ulang tahunku pun sahabat-sahabatku tidak memberikanku ucapan.
Tapi hanya satu yang kutunggu di hari ulang tahunku ini, ucapan darinya. Mungkin delapan tahun yang lalu adalah terakhir kalinya aku berbicara dengannya. Namun tak sempat aku mengutarakan perasaanku padanya. Bukan tak sempat, tapi aku tak memiliki keberanian untuk mengatakannya.
Tak lama, handphone ku berbuyi memecahkan keheningan malam. Telpon dari nomor yang tak kukenal. Namun, tanpa berfikir panjang, aku langsung mengangkatnya.
Hai, happy birthday!” ucap seseorang yang tak kenal dari seberang sana, yang terdengar adalah seorang laki-laki.
“Maaf, ini siapa?” aku berhenti berjalan dan mengerutkan keningku. Bulu-buluku merinding, mungkin saja ia adalah psikopat atau pembunuh bayaran.
Baru saja aku ingin memutuskan telepon tersebut, orang diseberang sana bersuara kembali.
Ingat saja dulu, aku orang yang usil menjaili orang,
“Eh, kamu siapa? Maaf ya, saya tidak kenal sama kamu!” ujarku dengan ketus.
Aku selalu mengingat ulang tahunmu, dari sembilan tahun yang lalu aku telah jatuh cinta padamu.
“Terserah! Kau pasti hanya bocah yang iseng-iseng melakukan prank call. Tunjukkan dirimu kalau kau benar-benar ada.” Kataku seraya memutuskan telpon tersebut.
Aku kembali berjalan, dengan hati kesal, menuju apertement ku. Sampai tiba-tiba, muncul seseorang yang mencekal lenganku, ia menggunakan sebuah kupluk yang ia jadikan topeng dan memakai pakaian serba hitam.
“Hai kau!” suaranya tampak familiar, tapi.. siapa dia? Setauku, keamanan di kota ini sangatlah aman, yang membuatku berani berjalan sendirian di jalanan, tapi siapa orang ini? Perampok?
Aku menggoyangkan lenganku untuk berusaha melepaskan cekalannya.
“Serahkan padaku!”
“Kau mau apa?!”
“Serahkan!”
“Hei!” kataku saat pria itu menodongkan sebuah benda di hadapanku. Aku tak tau benda apa itu. “Kau jangan macam-macam padaku, bodoh!”
“Saya bilang serahkan!”
Sekarang aku mulai kesal. Ia tetap mengatakan “serahkan” tapi ia tidak mengambil tas dan handphoneku yang berada di tanganku. Apa ia menginginkan kalungku ini? Tapi tidak mungkin, ini adalah kalung turun temurun. Tanpa pikir panjang, aku memberikan bogaman mentah di rahangnya. Sekarang aku berterima kasih ke ayahku memasukkanku di les karate waktu umurku remaja.
Walaupun tanganku tidak sebesar dan sekuat tangan pria lainnya, tapi cukup untuk membuat pria itu melepas cekalan tangannya dan memegang rahangnya.
Dan sekarang, punggung tanganku terasa sakit. Aku baru tersadar untuk segera berlari, jarak apertementku tinggal satu blok.
“Hei, mau kemana kau!” tapi kecepatanku tidak secepat pria ini. Ia kembali mencekal lenganku dan membalikkan badanku walau cukup pelan. “Serahkan padaku!”
“Bodoh, kau telah mengatakan hal seperti itu berulang-ulang kali.” Ucapku dengan acuh. Entahlah, tapi aku tidak mempunyai firasat buruk dengan pria ini.
“Serahkan!” oke, aku sudah muak dengan perkataannya. Kubuka topeng yang menutupi pria tersebut dan ternyata..
“Serahkan semua cinta yang telah kau simpan untukku..”
“Ma-maksudmu? Kau tau dari mana?” tanyaku gelagapan. Ternyata pria yang ada didepanku ini adalah pria yang selama ini kunanti.
“Tidak penting aku mengetahuinya dari mana. Tapi, satu yang harus kau ketahui, aku sudah mencintaimu sejak Smp. Hanya, aku tak memiliki keberanian untuk mengatakannya. Bahkan saat ulang tahunmu kali ini, aku hanya berani menelponmu. Maafkan aku membuatmu takut, tapi, ini salah satu dari ideku dan yang lainnya.” Dia menunjuk ke jalan yang berada dibelakangku, tanpa berpikir panjang aku berbalik kebelakang dan melihat semua sahabatku ada disana.
“Hah..” aku hanya bisa tercengang. Aku tak menyangka, ia menaruh hati padaku juga. apakah ini mimpi?
“Hey, berhentilah terkejut seperti begitu, Ini bukan mimpi,”seketika pipiku memanas, seakan pikiranku di baca olehnya. Pria ini,  pria yang kucintai, menarik tangaku pelan dan berbelok ke arah apertementku.
Dan aku semakin terkejut membaca sebuah spanduk yang tergantung,
“Will you be my girlfriend?” aku menatap nya dengan tatapan tak percaya. Ia mengangguk seraya tersenyum lebar.
“Iya,. Aku mau..” 
“Happy birthday, and i love you to the moon and back.” Ucapnya seraya memelukku.
“I love you too.”

cintaku seperti kuku. walaupun kecil, tapi akan selalu tumbuh setiap harinya.
-unknown  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar