Jumat, 01 Mei 2015

Melupakanmu...

Dihari itu, aku telah berjanji akan melupakan dia...
Hari dimana dia telah membuatku tersadar tentang kehadiranku di hidupnya yang tak pernah dia inginkan...
#flashbackon 3hari sebelum  hari itu terjadi....
------
Selamat pagiii duniaaaa!!!yahh itulah kata yang pertama kali ku ucapkan untuk menyambut mentari pagi, yang telah membangunkanku dengan segala senyuman yang telah dia berikan setiap harinya.
Segera aku berlari menuju kamar mandi yang berada tepat disebelah kamarku itu. Langkah ku terhenti saat melihat jam dinding berwarna pink disamping pintu kamarku yang telah menunjukkan........ PUKUL 06.30!!
----
Aku dikenal sebagai anak baik, pintar, cerewet dan anak yang sangat ceria. Senyum diwajahku tidak pernah pudar kecuali saat jam pelajaran matematika. Saat jam pelajaran matematika duniaku seakan sudah di hancurkan oleh angka-angkanya. Huft. Waktu telah menunjukkan pukul 09.30 menandakan waktu keluar main.
"Ehh keluar main yuk!" kata ku sambil menggandeng teman sebangku ku yang sedang merapikan buku-bukunya.
"Yuk!" jawabnya sambil berjalan bersamaku menuju kantin.
Aku hanya menghabiskan satu potong roti yang kubeli. Aku tidak lapar dan tidak juga haus. Dari kejauhan aku melihat sosok orang yang sangat kusayangi yang setiap senyumanku hanya tercipta untuknya. J e v i l o.
"HAII JEVII!!!" Kataku sambil memberikan senyuman pada jevilo. Perkataanku tak dihiraukan oleh jevilo, bahkan melirikku pun tidak.
Inilah keseharianku. memberi selamat pagi, senyuman, sapaan kepada seseorang yang bahkan tidak pernah melirikku sedikitpun. Walaupun begitu, aku tak pernah menyerah sedikitpun. Sedikitpun tidak pernah.
Aku duduk disamping sahabatku sambil memakan sepotong roti yang sudah hampir habis.
Tawa yang terdengar sangat keras menyelesaikan lamunanku. Yang pasti nya berasal dari ke-11 sahabat-sahabat ku.
"Ehh sabtu nanti kan ada liburan kepulau, barengan ya berangkatnya!!"
"Okkey, sip,!" Jawabku sambil mengacungkan dua jempol kearah sahabat-sahabatku.

----
Sabtu. Hari yang sangat kutunggu-tunggu!. Aku berjalan bersama sahabat-sahabatku mendekati perahu yang akan ku pakai untuk menyebrang ke pulau yang tidak kuketahui apa namanya. Dari kejahuan, aku melihat jevilo yang sedang kesusahan mencari teman kelompoknya. Aku berjalan menemui jevilo sambil berkata " jevi, udah tau kelompok lo dimana?"
"Gak." Jawab nya singkat dengan nada yang tinggi seperti biasa.
"Kita sekelompok." Jawabku yang bersamaan dengan wajah jevilo yang berubah menjadi kesal.
2hari dengan jevilo akan menjadi hari yang tidak boleh terlewatkan bagiku.
Aku mengantar jevilo menuju perahuku, wajahnya yang kusam, dan kesal tiba-tiba berubah menjadi bahagia. Dia berlari menuju tempat duduk disamping seorang perempuan, yang ternyata karna dia jevilo kembali bersemangat lagi.
Seharian aku melihat jevilo bersama perempuan itu terus. Jevilo yang dingin tiba-tiba berubah selama bersama perempuan itu. Tawa dan senyum terhias diwajah jevilo, dia berjalan dipinggir pantai bersama perempuan itu tanpa menghiraukan bahwa aku dan kedua sahabatku sedang duduk dipinggir pantai. Jevilo hanya menatapku sekilas, kemudian dia membuang pandangnya dalam waktu yang bersamaan. Mataku panas melihat dia. Bukan karna sikapnya yang sangat dingin padaku. Namun karna, aku melihat dia yang seakan-akan tidak tahu rasa sakit yang kurasakan. Rasa sakit melihat orang yang kita sayangi ternyata menyukai orang lain. Aku melihat tatapan matanya pada perempuan itu beda dengan tatapan matanya padaku. Tanpa kusadari, air mata jatuh membasahi pipiku yang dengan segera kuhapus dengan punggung tanganku, berharap bahwa sahabatku tidak melihatnya. Air mata yang membasahi pipiku hanyalah bagaikan air yang berada didalam sebuah gelas dan air yang berada dilautan. Tangisan dalam hatiku, bahkan menghasilkan air yang lebih banyak daripada yang ada dilautan.
Bahkan isakan yang ada didalam hatiku melebihi daripada ombak yang menghantam batu karang.
"Ehh udah malam deluannya! Capek!!!" Kataku dengan tersenyum sambil berlari kearah kamarku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar