Kamis, 15 Desember 2016

Unbrokenhearted.

Jika memang seperti ini akhirnya, aku lebih memilih patah hati.
Jika memang setelah kepergianmu kau memilih untuk kembali, aku tak pernah menyesal
dulu pernah mengucap selamat tinggal.
Jika memang kembalimu hanya untuk mengungkap senyummu tanpa kehadiranku, 
kuputuskan bahwa aku lebih bahagia tanpa kehadiranmu.
---

Langit kelabu menghiasi senjaku kala itu. Dengan setumpuk buku tebal yang bergelantungan dipergelangan tanganku, tas yang keberatan, dan juga raga yang mulai kelelahan, aku memasuki ruangan itu dengan senyum terbaikku. Tak ada yang menyangka detik selanjutnya ceria,tak lagi menghiasinya. 

Tubuh yang mematung.
Jiwa yang melayang entah kemana.
Rasa yang tak bisa ku ungkap dengan kata.

Melihatmu, berkaos abu-abu dengan tampang yang berani dan tak tahu malu.

Kau, kembali.
Memamerkan wajah yang 'dulunya' amat terangat sangat kurindu.

Hari itu, akupun menyadari tak ada lagi engkau yang kuinginkan kembali.
Aku berlari, begitu cepat.
Tak ingin lagi kutatap mata setajam elang itu.
Sedetikpun terasa sewindu ketika melihat wajahmu.
Kenangan itu, 
Sangat hangat diingatanku,
Waktu itu, kau begitu dekat.
Serasa tak ada jarak.
Tapi, diantara windu-demi windu yang kita ukir bersama,
ada jejakmu yang tak pernah hilang dari ingatan.
Ada langkahmu yang menjauh sebagai saksi perpisahan.
Rasa itu, Kehilangan itu, takkan kulupakan.
Bagaimana caramu pergi,
Bagaimanacaraku bangun kembali,
Bagaimana lelahku menghapus tangis,
Bagaimana rasa itu beranjak pergi,
masih jelas sekali dibenakku, bagaimana hancurku saat kehilanganmu.

Permainanmu,
Tak lagi menjadi penghalangku, 
Aku tak pernh mengharapkan endingyang bahagia yang akan berakhir bahwa kau kembali lalu melukis cerita kembali.

Yang kuharap hanyalah, aku mampu bangkit tanpa bayangmu lagi.

Tapi, hari itu.
Kehadiran singkatmu kala itu,
sejenak dapat menimbukan harapku.
walau hanya sedetik, aku sempat kembali bermimpi tentangmu.
Kutekankan pada kata 'sejenak' dan'sedetik' itu,
karna detik selanjutnya dan selang waktu selanjutnya,
keduanya semakin menghilang

Sebelum terbang terlalu tinggi, aku melepaskan sayap itu.
Sebelum berharap semakin jauh lagi, aku menghilangkan harapan itu.
Sayang teramat sayang, jika hal yang kau harapkan ketika kau kembali,
tak jalan dengan semestinya.
Maafkan aku, jika sikap diamku, adalah jawaban atas segala kepergian, dan juha kembalimu.
Maafkan aku, yang kini beranjak menjauhimu.

Maaf juga, jika kali ini
Aku berani menganggapmu hanyalah ;
'seseorang yang pernah aku kenal.'
Maaf, jika aku lebih memilih patah hati daripada kehadiranmu.
Karna patah hati itu, lebih setia darimu.
----
Sejak melihatmu dipotongan senja itu,
aku merindukan patah hatiku.
Karna ia lebih indah daripada mimpi yang 
hanya sebatas detik itu saja.
-(s)he

Tidak ada komentar:

Posting Komentar